Kamis, 23 September 2021

Silase, Primadona Peternakan Kambing dan Domba Modern

 

Silase, Primadona Peternakan Kambing dan Domba Modern

          Bismillahirohmanirohim…

Asallamualaikum semua, salam ngarit sahabat ternak nusantara. Kali ini kami akan membahas tentang pengawetan pakan ternak yang mendapat jargon “berternak tanpa ngarit”. Ya, cara pengawetan itu adalah silase dan fermentasi. Untuk kali ini kami akan membahas tentang silase dan cara pembuatannya. Sebelum membahas bagaimana cara membuat silase sebaiknya kami menjelaskan apa itu silase dan apa fungsinya dalam peternakan kambing dan domba.

Apa itu silase?

          Silase atau Bahasa inggrisnya Silage merupakan rumput atau pakan hijauan lainnya yang dipadatkan dan disimpan dalam kondisi kedap udara, biasanya dalam silo, dan digunakan sebagai pakan ternak di musim dingin. Dalam kata lain silase adalah hijauan awetan yang cara pembuatannya dipadatkan dan disimpan dalam kondisi kedap udara. Kata kunci disini adalah dipadatkan dan dalam kondisi kedap udara, apabila tidak padat dan kedap udara maka kemungkinan menjadi silase sangat kecil.

Apa saja yang dibutuhkan untuk membuat silase?

          Pembuatan silase yang membutuhkan kondisi padat dan kedap udara menyebabkan kita harus memiliki alat dan bahan untuk membuat kondisi tersebut. Berikut alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat silase:

1.    Rumput atau hijauan lain

Rumput dan hijauan lainnya yang akan di silase sebaiknya dalam bentuk segar atau sudah dilayukan, jangan menggunakan rumput yang sudah menjadi alas tidur ternak bahkan yang sudah bercampur dengan kotoran ternak.

2.    Tempat atau wadah kedap udara

Tempat kedap udara yang digunakan biasanya tong plastik dengan segel, plastik tebal, atau bahkan tempat khusus yang terbuat tembok beton untuk menampung silase. Syarat utamanya adalah Kedap Udara! Apabila tidak kedap udara maka akan muncul jamur putih, berair, dan bau tengik pada bagian yang terkena udara luar, bahkan seluruh rumput di tempat tersebut bisa membusuk.

3.     Pencacah rumput

Pencacah rumput dibutuhkan untuk mencacah rumput atau hijauan untuk menjadi partikel yang lebih kecil. Mengapa rumput harus dicacah terlebih dahulu karena rumput bisa Kembali ke bentuk awal apabila dibiarkan setelah ditekan (bisa dibuktikan kalau rumput diremas maka akan mengembang Kembali). Rumput yang dicacah akan memudahkan kita Ketika memadatkan hijauan di wadah.

4.    Alas untuk mencampurkan rumput dan/atau mencampurkan hijauan lain yang sudah dicacah serta menambahkan zat tambahan sebelum dimasukkan ke tempat kedap udara.

Alas digunakan ketika mencacah rumput agar tidak tercampur tanah atau bahan lain yang tidak kita inginkan.

5.    Zat tambahan lainnya

Zat tambahan lainnya diberikan Ketika rumput yang kita gunakan terlalu basah atau sebagai penambah nutrisi. Zat yang ditambahkan dapat membantu mengurai kadar air dan memudahkan proses pembuatan silase pada wadah.

Tata cara pembuatan silase

          Setelah mengetahui bahan apa saja yang digunakan untuk pembuatan silase maka kita akan masuk pada tahap-tahap pembuatan silase:

  • Mencacah rumput

Mencacah rumput merupakan hal yang wajib Ketika membuat silase. Ukuran cacahan rumput berkisar 2-5 cm. rumput yang terlalu kecil dicacah akan mudah membusuk kalau terkena udara, sedangkan ukuran terlalu besar dapat menyebabkan rongga udara pad wadah. Selain itu ukuran 2-5 cm merupakan ukuran yang paling diminati ternak ruminansia.

  • Melayukan rumput (Ketika kadar air terlalu tinggi)

Rumput dan hijauan yang mempunyai kadar air tinggi harus dilayukan dulu agar kadar airnya turun. Rumput seperti odot memiliki kadar air hingga 87% sedangkan kol limbah sayur mempunyai kadar air hingga 90%. Hal ini menyebabkan silase tidak terbentuk karena kebanyakan air. Kadar air ideal pada silase berkisar 40-60%. Oleh karena itu untuk rumput dengan kadar air tinggi harus dilayukan atau dijemur pada sinar matahari terlebih dahulu. Lama dijemur berkisar setengah hari sampai seharian. Ciri rumput yang sudah bisa di silase Ketika diremas tidak basah sampai mengeluarkan air.

  • Mencampurkan bahan tambahan

Rumput yang mengandung kadar air tinggi biasanya masih rawan gagal meskipun sudah dijemur. Untuk itu, perlu ditambahkan zat tambahan dengan kadar air rendah untuk mengurangi kadar air pada rumput tersebut. Bahan-bahan tersebut antara lain bekatul, dedak kopi ataupun gilingan jenggel jagung. Bahan-bahan tersebut selain dapat meningkatkan nilai gizi juga dapat menyerap air dari rumput sehingga kesuksesan silase meningkat. Kadar bahan yang ditambahkan bervariasi berkisar 0% hingga 35% tergantung hijauan yang di silase.

  • Memasukkan rumput ke dalam wadah

Setelah rumput dicacah dan dicampurkan bahan tambahan secara merata, rumput kemudian di masukan ke dalam wadah. Rumput dimasukkan Sebagian kemudian dipadatkan dengan alat atau ditekan-tekan, kemudian dimasukkan lagi. Begitu seterusnya sampai wadah terisi penuh. Setelah wadah terisi penuh diberikan bahan tambahan diatas rumput untuk mengurangi kadar air. Setelah penuh sempurna, wadah ditutup dan disegel secara rapat agar udara tidak masuk.

  • Menunggu silase jadi secara sempurna

Fungsi silase adalah mengawetkan, oleh karena itu harus ada prosesnya agar silase jadi secara sempurna. Lama pembuatan silase berkisar 21 hingga 28 hari dengan masa simpan hingga 3 tahun jika tidak terjadi kebocoran. Silase setelah 28 hari dapat langsung dibuka dan diberikan pada ternak.  

Apa saja yang harus diperhatikan saat membuat silase

  • Silase merupakan cara pengawetan jadi kalau ada yang bilang meningkatkan nilai nutrisi dapat diragukan kecuali ditambahkan bahan-bahan bergizi tinggi seperti bekatul. Silase tidak meningkatkan nilai gizi tapi meningkatkan kecernaan (co: batang rumput gajah yang keras dapat menjadi lunak dan mudah dicerna oleh ternak)
  • Disarankan tidak menggunakan wadah transparan karena dapat menghambat pembentukan bakteri yang membuat silase berhasil
  • Penambahan bakteri probiotik tidak wajib pada silase, tapi kalau mau ditambahkan silahkan.
  • Silase dapat menjadi langkah awal sebelum beternak untuk membuat bank pakan, sehingga pada saat ternak ada pakan sudah tersedia dan tidak kebingungan mencari pakan.

Tips dan tricks membuat silase berhasil

  • Apabila menggunakan drum, setelah drum ditutup bisa dibalik, hal ini agar udara dan air tertekan beban dan menyebabkan silase bisa lebih sukses.
  • Ajaklah teman yang sudah pernah membuat silase agar dapat memberi saran Ketika pembuatan silase
  • Tidak disarankan menggunakan plastik karena dapat dilubangi tikus yang menyebabkan silase gagal. Apabila mau hemat bisa menggunakan drum besi bekas yang didalamnya di lapisi plastik agar tikus tidak dapat melubangi plastik.  

Demikianlah cara pembuatan silase rumput untuk kambing dan domba. Apabila ada pertanyaan, saran maupun komentar dapat menghubungi wicaksanafarm dengan WA 085155108799 atau komentar dibawah sini. Salam peternak nusantara 😊

Rabu, 22 September 2021

Kandang Domba Pengemukan

 

Kandang Domba Penggemukan

 

Bismillahirohmanirohim..

Salam ngarit para peternak nusantara. Pada kali ini saya akan menjelaskan bagaimana mendesain kandang domba yang ditujukan untuk penggemukan. Sebelum kita mulai, kita bahas secara singkat dulu apa itu peternakan yang ditujukan untuk penggemukan domba.

Apa itu penggemukan domba?

              Pada hakikatnya peternakan adalah usaha memelihara suatu hewan ternak untuk diambil hasilnya, entah itu daging, telur, susu, bahkan kulitnya. Untuk peternakan domba, yang paling populer saat ini adalah penggemukan domba. Mengapa penggemukan domba? Karena peternakan domba tujuan utamanya adalah diambil dagingnya. Lalu apa yang menyebabkan harus dikhususkannya penggemukan domba, bukan peternakan domba? Karena domba yang dipelihara merupakan domba bakalan berumur 6-8 bulan, dimana merupakan fase pertumbuhan tercepatnya. Peternakan yang fokus pada penggemukan domba menggenjot pertumbuhan ternaknya agar bisa menghasilkan produksi yang maksimal.

Kandang merupakan aspek penting pada pemeggemukan domba. Apabila kandang kurang tepat  dalam pembangunannya, maka hasilnya kurang optimal bahkan rugi. Pembuatan kandang yang baik dan benar juga mempermudah dalam  pemeliharaannya, seperti pemberian pakan dan minum, memasukkan dan mengeluarkan ternak dari kandang, dan juga mempermudah untuk memantau kondisi ternak. Selain itu, kandang yang baik juga memberi kenyamanan pada ternak, sehingga ternak menjadi nyaman dan menunjukkan performa yang maksimal. Berikut sekilas denah kandang penggemukan domba.

 


 

              Pada gambar diatas menampilkan denah kandang penggemukan domba dengan kapasitas 40 ekor dengan luas lahan 10x5 meter. Pada denah diatas dibagi dengan beberapa area, yang mana area tersebut akan kita bahas satu per satu.

Area A

              Area A merupakan tempat ternak tinggal. Di area ini ternak akan tidur, makan dan buang kotoran sehingga harus dibuat senyaman mungkin dengan pembatasan gerak ternak tersebut agar domba bisa memfokuskan energinya untuk pembentukan daging. Apabila terlalu luas maka domba akan banyak bergerak sehingga energinya tidak fokus untuk penggemukan. Area ini dibuat persegi Panjang dengan Panjang ±100 cm dan lebar ±40 cm (belum dikurangi tebal pagar kandang). Pada lantai kandang dipasang kayu dengan tebal 3 cm dan lebar 5 cm. kayu disarankan yang kayu keras seperti kayu nangka atau mahoni. Kayu yang dipakai sebaiknya direndam dulu dengan obat teter agar tidak terkena teter dan rayap. Kurang disarankan menggunakan bambu karena kulit luar bambu licin sehingga dapat membuat ternak tergelincir dan terluka. Pagar yang dipakai bisa menggunakan bambu untuk meringankan biaya. Tinggi pagar kurang lebih 1 meter agar ternak tidak melompati kandang dan mengurangi resiko terjepit.

Area B

Area B merupakan akses keluar masuk ternak ke kandang, pada pintu kandang untuk keluar masuk ternak bisa dibuatkan pintu yang diangkat ke atas untuk menghemat tempat. Di pintu juga diberi tatakan agar lebih kuat apabila didorong/ditabrak ternak. Lantai area B sebaiknya papan yang mudah dibuka agar memudahkan penggantian jaring kohe domba. Lebar area B ±50 cm dengan Panjang disesuaikan kandang.

Area C

              Area C merupakan tempat pakan dan minum ternak. Untuk pakan ternak sendiri dibuat ±15 cm lebih tinggi dari lantai kandang ternak (bukan dihitung dari tanah). Hal ini karena domba lebih suka tempat makan yang rendah, berbeda dengan kambing. Akan tetapi jangan dibuat terlalu rendah karena tidak akan dihabiskan, kalau terlalu tinggi juga akan mengurangi nafsu makan domba tersebut. Bahan untuk tempat pakannya sendiri dapat dibuat dengan kayu atau bambu kemudian dilapisi karpet plastik tebal untuk memudahkan membersihkan tempat pakan. Dimensi tempat pakan tinggi ±35 cm dan lebar trapesium dengan bawah ±25 cm dan atas ±50 cm. untuk tempat masuk kepala untuk makan kurang lebih 35 cm dari lantai.

 


               Untuk minum domba sendiri diletakkan ±65 cm dari lantai kandang. Bahan tempat minum terbuat dari pralon 4” yang dipotong menjadi 2 kemudian disambung memanjang. Pada denah tampak dari atas ada 2 bulatan yang merupakan tandon air untuk memudahkan memberi minum. Tandon air dihubungkan dengan pralon minum sehingga air bisa langsung dialirkan. Denah dari samping menunjukkan simulasi tinggi orang 160 cm pada saat pemberian pakan.

Area D

    Area D merupakan aktivitas peternak saat menaik turunkan ternak, pengelolaan ternak dan tempat pakan ternak sebelum diberi makan. Disarankan lantai di area D diplester agar memudahkan membersihkan kandang.

Area E

    Area E merupakan jalur pemberian pakan, pembersihan kohe domba, dan pemantauan ternak. Area E dibuat berlantai tanah sehingga Ketika urin jatuh langsung diserap tanah dan mengurangi bau dari tanah. Pada area E dipasang jaring yang terbuat dari insect-net agar urin terpisah dari kohenya. Kohenya akan meluncur ke jalur yang memudahkan untuk pembersihan kohe domba.

 


Tips dan trick

  • Usahakan kandang mendapat sinar matahari langsung.
  • Pada area E diusahakan ada ventilasi untuk menghilangkan amonia di udara (agar tidak bau).
  • Atap kandang disarankan ada yang transparan (kaca/fiber) untuk tempat masuknya cahaya.
  • Kandang panggung yang cukup tinggi selain memudahkan membersihkan kotoran juga menjaga agar ternak terhindar dari keracunan amoniak, kutu, predator (co : anjing hutan), dan menyulitkan pencurian.
  • Angin adalah musuh kedua terbesar setalah kutu/cacing. Cermati ventilasi kandang, jangan terlalu banyak atau sedikit. Angin yang terlalu banyak akan menyebabkan kembung (terutama di daerah dingin/ lembab).

Demikianlah secara umum bentuk kandang penggemukan domba. Kandang domba yang baik adalah yang memudahkan peternaknya serta membahagiakan ternaknya. Apabila ingin berkonsultasi desain kandang dapat menghubungi kami di 085155108799. Salam peternak nusantara 😊

 


Senin, 20 September 2021

Perbedaan Kambing dan Domba

 

Perbedaan kambing dan domba

                               
Foto oleh Jonathan Borba dari Pexels

            Di Indonesia, terdapat 2 spesies mamalia kecil yang sering dipelihara untuk diambil daging, susu, serta hasil sampingnya. Kedua mamalia tersebut adalah kambing dan domba. Sekilas perbedaan kambing dan domba kurang begitu dimengerti bagi orang awam. Perbedaan tersebut dapat kita cermati dengan mengamati ciri-ciri fisiknya. Sebelum itu, mari kita kenali apa itu kambing dan domba secara umum.

Apa itu kambing?

            Kambing merupakan jenis mamalia kecil dengan Bahasa latin Capra hirpus . di Jawa kambing biasa disebut wedhus jowo. Postur tubuh kambing bermacam-macam nengikuti jenis ras-nya, akan tetapi postur tubuh kambing pada umumnya berbentuk ramping dengan kaki panjang dan tinggi.  Kambing yang sering di pelihara di Indonesia antara lain kambing jawa randu, kambing kacang, kambing PE, Kambing Etawa, dan kambing lain yang endemik di daerahnya masing-masing. Kambing di Indonesia yang sering diambil susunya adalah kambing dengan ras Etawa dan Peranakan Etawa.

Apa itu Domba?

            Domba peliharaan juga termasuk jenis mamalia kecil dengan Bahasa latin Ovis aries.  Di Jawa julukan untuk domba adalah wedhus gembel.  Pada umumnya domba memiliki postur lebih pendek dan badan yang lebih gemuk dibandingkan kambing. Di Indonesia, ras domba yang dipelihara bermacam-macam jenisnya. Di daerah Jawa barat ada ras domba garut yang tidak memiliki daun telinga. Di Wonosobo ada ras dombos yang berasal dari persilangan ras Marino dan lokal. Ada juga ras Marino atau texel yang berasal dari luar negeri.

Apa saja perbedaannya?

Bulu

            Bulu pada kambing dan domba merupakan ciri yang paling mencolok untuk membedakan keduanya. Pada domba sehat pada umumnya memiliki bulu yang tebal dan berkesan “menggelembung”. Sedangkan pada kambing memiliki bulu halus yang menempel mengikuti postur tubuhnya. Pada sebagian ras kambing dan domba ada juga yang kebalikannya, akan tetapi hal tersebut jarang ditemui di Indonesia.

Telinga

Bentuk telinga kambing dan domba di Indonesia pada umumnya memiliki perbedaan yang mencolok di besar ukuran daun telinganya. Pada kambing terutama jenis ras Etawa atau Peranakan etawa memiliki telinga yang Panjang menjuntai. sedangkan pada ternak domba memiliki daun telinga yang kecil bahkan pada ras domba garut tidak memiliki daun telinga.

Tanduk

Tanduk pada kambing dan domba di Indonesia sangat beragam. Beberapa ras lokal seperti kambing kacang memiliki tanduk kecil, sedangkan kambing luar seperti ras Etawa ataupun Peranakan etawa tidak memiliki tanduk atau tanduknya sangat kecil. Pada domba, ras yang memiliki tanduk yang besar yaitu ras lokal ataupun ras garut, sedangkan pada ras persilangan atau ras murni Texel dan Marino tidak memiliki tanduk atau bertanduk kecil.

Cara Makan

            Cara makan juga merupakan salah satu ciri untuk membedakan antara kambing dan domba. Domba pada umumnya makan rumput-rumputan, sedangkan pada kambing lebih suka makan ramban atau dedaunan. Akan tetapi, dengan kemajuan teknologi peternakan saat ini, perbedaan sifat tersebut dapat diganti dengan cara mekanik (dicacah rumput/dedaunannya) ataupun kimiawi (ditambah zat aditif seperti garam dan molase ). Hal yang paling penting sebagai perbedaan cara makan kambing dan domba saat ini adalah tempat pakannya. Pada domba ketinggian tempat pakan berkisar 15 centimeter lebih tinggi dari lantai kandang. Sedangkan pada kambing lebih menyukai tempat pakan dengan tinggi 60-75 centimeter dari permukaan lantai kandang.

Kebiasaan

            Kebiasaan kambing dan domba juga dapat digunakan untuk mengetahui perbedaannya. Pada kambing, hidupnya lebih soliter dan dapat hidup dengan pasangannya saja. Sedangkan pada domba hidupnya berkoloni. Hal ini mempengaruhi cara pemeliharaannya, untuk domba disarankan kendang dibuat berkoloni, sedangkan pada kambing kendang dibuat bersekat-sekat.

 

Demikian perbedaan secara umum kambing dan domba yang ada di nusantara. Apabila ada perbedaan lainnya bisa meninggalkan komentar di bawah. Terima kasih 😊

Silase, Primadona Peternakan Kambing dan Domba Modern

  Silase, Primadona Peternakan Kambing dan Domba Modern           Bismillahirohmanirohim… Asallamualaikum semua, salam ngarit sahabat te...